KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Online


Rumah Dijual

Kamis, 30 September 2010

latar Belakang Kegiatan JOMK 2010 di NTB

Hampir semua pertemuan resmi kelompok umat, organisasi Katholik, gerejawi di tingkat paroki, keuskupan maupun nasional yang tidak berbicara mengenai keprihatinan yang sama; pentingnya peran dan pembinaan orang muda, tentang minimnya kader (krisis kader). Indikator krisis kader yang dapat ditemukan dalam menemukan fungsionaris Paroki, aktivis berbagai pelayanan, dan penggerak kegiatan internal Gereja. Demikian juga ketika harus melihat lebih jauh, dalam kancah eksternal kemasyarakatan, khususnya sosial dan politik, orang muda katolik yang terus merosot.

Kaderisasi dianggap sudah sedemikian penting dan mendesak dalam menyikapi situasi ini. Dalam beberapa pertemuan; seperti konsili Vatikan II ketika itu menegaskan : “bahwa untuk menunaikan tugas itu, gereja harus selalu dan wajib menyelidiki tanda-tanda zaman dan menafsirkannya dalam terang Injil. Lalu menyusul SAGKI pada Tahun 2000 yang merupakan upaya Gereja Katolik Indonesia menafsirkan ‘tanda-tanda zaman’ aktual Indonesia dan global dalam terang cahaya Injil. Arus perkembangan zaman yang menyeret, menyadarkan Gereja akan pentingnya pengkaderan. Dan dalam bimbingan Roh Tuhan, SAGKI 2000 menemukan jawaban, dengan mencanangkan Komunitas Basis Gereja (KBG) sebagai cara baru hidup menggereja yang lebih menekankan peran orang muda Katolik (OMK) di dalamnya.  Hal ini sekaligus merupakan respons terhadap nota Pastoral KWI Tahun 2004 yang berjudul “Keadaban Publik: menuju Habitus baru bangsa; Keadilan Sisial Bagi Semua: pendekatan sosio Budaya”. Ini juga sebagai upaya untuk membentuk generasi muda Katolik yang memahami keadaan sekaligus terbuka pada sifat  dan watak Gereja yang Universal. Tidak berhenti disitu saja masih banyak pertemuan lain yang mencoba menyikapi situasi ini. Berlanjut dalam SAGKI Tahun 2005 disepakati untuk mengusulkan pembentukan Lembaga Kaderisasi di tiap Keuskupan, dan beberapa keuskupan yang kemudian menindaklanjuti hasil SAGKI 2005 terutama menyangkut kaderisasi OMK.

Orang muda sering diberi label sebagai Agent of Change, agen perubahan, karena ciri-ciri yang melekat pada diri orang muda; energik, kreatif, dinamis, kritis dan berani mengambil resiko. Sejauh tidak terikat pada kepentingan tertentu, orang muda juga sering dianggap sebagai ‘suara hati nurani rakyat’. Maka memilih kelompok ini sebagai entry point perubahan dalam meretas berbagai persoalan terutama krisis kader pelayanan menggereja dan juga sebagai regenerasi Gereja di tingkat pastoral merupakan pilihan yang tepat dan strategis.

Menjadi arah dan batu pijakan Keuskupan Denpasar dalam menyikapi pertumbuhan iman umat terutama OMK, dengan berkaca pada perkembangan Zaman dan kemajuan teknologi yang terus menjerumuskan OMK. Maka Pembangunan  fisik (gedung gereja dan fasilitas lainnya) dan pembangunan spiritual umat (gereja sebagai umat Allah) harusnya sejalan, untuk menjawab persoalan-persoalan ini. Krisis kepemimpinan dan krisis kader pelayanan menggereja serta, minimnya  minat OMK dalam menanggapi panggilan saat ini adalah cermin dari lemahnya cara dan metoda yang digunakan untuk merekrut dan mensosialisasikan panggilan.

Polemik dan Dinamika kehidupan bangsa, dan perkembangan zaman yang menarik telah merasuki semua aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupan menggereja. Kaum muda katolik secara tidak langsung terbawa dalam arus globalisasi tersebut. Tidaklah berlebihan jika gereja berupaya untuk membentuk kepribadian orang muda katolik yang berjiwa mandiri, terbuka dan transformatif, menjadi suatu kebutuhan yang sangat krusial dan strategis dalam mempersiapkan diri menentukan pilihan hidup yang penuh dengan semangat kasih.

Menjawab problematika diatas dan merujuk pada Program Kerja Seksi Kepemudaan Keuskupan Denpasar, maka kami orang muda Katholik berinisiatif untuk mengadakan JOMK Se-Keuskupan Denpasar, dengan harapan menjadi motivasi hidup menggereja, berbangsa dan bernegara dalam menemukan jati diri serta mempererat persaudaraan orang muda Katholik terutama di Keuskupan Denpasar. Kegiatan yang akan diselenggarakan di Dekenat NTB pada Tahun 2010 ini kami tuangkan dalam tema : “Membangun Kaum Muda Berjiwa Mandiri, Terbuka Dan Transformatif Dengan Semangat Kasih”.

OMK Tidak boleh berpijak pada titik yang timpang dan pasif pada titik yang relatif, namun tetap semangat dan terus bergerak untuk dapat menemukan jalan keluar dari setiap persoalan yang dihadapi bersama dalam hidup menggereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.